Bab 3 : Kebohongan adalah kejujuran yang tertutupi



Source : (http://static.wixstatic.com/media/1690f4_d5e577ba7c4b4fa98f5a849ba1b92a81.jpg)

     Sungguh, ingin sekali Aku menghilangkan anxiety ini. Sebab Aku tahu, anxiety yang menetap terus menerus aka menjadi hal yang lebih buruk lagi, depresi. Depresi bukanlah sikap sedih dan murung yang mungkin masih ada orang yang beranggapan begitu. Ketika seseorang terkena depresi, ia cenderung akan menutup diri, kehilangan nafsu makan, sedih yang mendalam, dan yang paling parah, kehilangan semangat hidup. Ada banyak kasus bunuh diri yang berawal dari sebuah depresi. Disuatu waktu pernah Aku mencapai titik ini, namun untunglah Aku cepat sadar dan masih memiliki alasan untuk hidup, orang tua yang sedang menunggu anaknya di rumah.

     Tentu aku berusaha untuk menghilangkan anxiety ini. Sebagai upaya untuk menghilangkan anxiety ini, Aku mencoba untuk memberitahu anxiety ini terhadap Fulan dan Fulana secara tersirat. Aku tidak tahu apakah mereka tahu atau tidak maksud dari pesan tersirat tadi. Tidak ada perubahan yang telihat pada Fulan. Akhirnya pada kesempatan lain Aku memberanikan diri untuk mengunkapkan apa yang menggangguku selama ini kepada Fulan, berharap ia dapat mengerti. Aku tidak ingin ada kekosongan di hati kembali. Aku hanya merindukan sebuah masa lalu yang indah. Alhamdulillah, Fulan sepertinya mulai mengerti, namun terkadang ada beberapa kejadian yang masih tetap memicu munculnya anxiety tadi. Mungkin ia melAkukannya secara tidak sengaja, namun sungguh, Aku masih belum berkawan baik dengan anxiety tadi. Setelah itu, Aku berusaha untuk sebab dari anxiety ini, HP dan sosial media. Maka Aku pun jarang membuka sosial media, terutama sosial media dengan ikon kotak berwarna hijau itu. Alhamdulillah, anxiety ku sempat terlupakan. Itu juga alasan mengapa chat yang masuk ke Aku lama untuk dibalas. Saat melakukan chat dengan Fulan, ia sempat membahas tentang Aku yang membalas chat Aku sangat lama. Ia marah dengan hal itu. Karena tidak ingin mengecewakan teman, Aku pun lalu membuka HP dan sosial media tadi lebih sering, agar dapat membalas chat orang lain dengan lebih cepat. Fulan ada benarnya juga, selain chat Fulan, ada beberapa chat lain yang terjawab sangat lama.. Bersamaan dengan itu, anxiety Aku kambuh lebih sering juga. Tatkala anxiety itu kambuh, Aku terkadang memberitahu Fulan. Sebenarnya Aku tidak ingin memberitahu hal ini. Namun, sebenarnya ini adalah bentuk permintaan tolongku, sebab aku yakin kala itu, ketika kita sudah menolong orang lain, suatu hari orang lain akan menolong kita. Hal ini terus berulang-ulang, hingga disuatu hari Aku memutuskan untuk tidak menceritakan lagi anxiety nya, agar tidak kembali mengganggu Fulan, dan mengulang kejadian ‘mengganggu’ yang dahulu.  Beberapa hari ini Fulan tidak melAkukan kontak dengan Aku, entah disengaja atau tidak. Mungkin karena perkataan Aku yang meminta untuk memperlAkukan hal yang sama dengan yang lain. Aku masih menunggu untuk dikontak terlebih dahulu, agar tidak ‘mengganggu’ lagi. 

     Di lain pihak, aku dan Fulana sudah kenal lebih lama. Terkadang aku meminta saran bagaimana cara menghilangkan anxiety yang ada. Alhamdulillah, Fulana dengan senang hati mau monolong. Fulana sering memberi beberapa literatur dan pengetahuan baru dari sisi psikologis manusia. Aku pun membaca literatur tersebut, mencoba mengerti dan menerapkan apa yang terdapat di literatur tersebut. Karena berdasarkan hasil penelitian, tentunya isi dari literatur tersebut sangat masuk akal. Dari beberapa bacaan-bacaan tersebut, Alhamdulillah Aku mulai mengerti bagaimana anxiety bekerja, belajar untuk melupakan sesuatu, dan sebagainya. Namun tetap saja, ketika ada pemicu yang membuat anxiety kambuh, terkadang Aku tidak bisa menahan rasa anxiety tersebut. Jadi terkadang Aku melampiaskan anxiety ini dengan menulis disuatu tempat. Fulana mungkin kebetulan menemukan tulisan-tulisan tersebut. Mungkin karena merasa tidak dihargai, lelah, dan kesal, Fulana memutuskan untuk mengurangi berbicara denganku, agar dapat mengurangi anxietyku katanya. Dari sudut pandangku, yang ku rasakan saat ini mungkin tidak hanya mengurangi, Fulana juga menghindari dan mengabaikan chat yang dikirim bila di mungkinkan. Mungkin Aku pantas untuk menerimanya.

No comments:

Post a Comment