Bab 4 : Cahaya di itu Nyata [END]



Source : (http://static.zerochan.net/Tatara.Kogasa.full.68346.jpg)

     Di libur semester ini, aku masih berusaha untuk menghilangkan anxiety. Aku pun menuliskan beberapa kemungkinan sebab anxiety ini muncul. Dari beberapa sebab tersebut, terdapat satu sebab yang memiliki kemungkinann paling besar,  yakni berburuk sangka. Mungkin dugaanku tidak benar, mungkin aku hanya mengada-ada saja. Tapi melihat realita yang ada rasanya sangat sulit untuk menyangkal hal itu. Aku pun menyerah, aku membuang sementara realita yang ada, dan berpendapat kalau aku hanya berburuk sangka saja. Jadi aku pun mulai mencari hal-hal yang berhubungan dengan berburuk sangka. 

     Di halaman awal google, ketika memasukkan kata kunci berburuk sangka tadi, muncul banyak video dan artikel yang berhubungan dengan buruk sangka, dalam persepektif islam. Selama ini aku mencari hal-hal yang berhubungan dengan anxiety dan sebagainya dari berbagai artikel penelitian dan teori yang masuk akal. Aku belulm pernah mencari solusi ini dari segi agama. Aku sempat teringat, berburuk sangka dan sebagainya pernah ku pelajari di bangku sekolah pada mata kuliah pelajaran agama. Tiada salahnya mencoba, jadi aku putuskan untuk menonton video tersebut. Jujur, agak terasa aneh rasanya, sebab selama ini aku belum pernah menonton/mendengarkan ceramah dan lain sebagainya atas inisitatif sendiri. Ketika mendengarkan ceramah itu di laptop, adikku lewat dan menertawaiku karena dia juga tahu kalau aku belum pernah mendengarkan dan menonton hal-hal semacam ini. Aku pun melanjutkan mendengarkan ceramah itu. Setelah selesai, aku mulai paham, aku mencari video lainnya yang memiliki bahasan tema yang sama. Sedikit demi sedikit, aku mulai mengerti bagaimana pandangan berburuk sangka itu dalam islam, bagaimana contoh dari berburuk sangka, dan bagaimana ancaman bagi orang yang berburuk sangka.

     Pada saat mendengarkan ceramah-ceramah tersebut, entah mengapa kata-kata, nasehat, dan ancaman yang disampaikan sangat menyentuh hati. Entah mengapa hati ini merasa hangat, dan sekaligus merasa takut yang bersamaan. Disaat itu aku tersadar, aku telah jauh dari agamaku. Ternyata ada banyak ilmu yang belum ku ketahui. Karena ingin merasakan hal yang sama lagi, Aku mencari –cari video-video yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi, mulai dari tentang buruk sangka, pertemanan, adab dengan muslim yang lain, adab dengan risi sendiri, menjaga lisan, minta maaf dan memaafkan, dan lain sebagainya. Ah.. ada suatu ketentraman hati yang terasa. 

     Pada pencarian video-video tersebut, Aku menemukan satu tokoh ustadz yang sangat menarik, beliau adalah ustadz Khalid Basalamah. Sungguh, setiap ceramah-ceramahnya dijabarkan dengan rinci dan sangat mudah untuk dipahami. Ilmu beliau begitu luas, sehingga Aku mulai merutinkan diri untuk mendengarkan ceramah-ceramahnya. Bila penasaran, silakan engkau tonton video yang beliau punya di www.khalidbasalamah.com, atau bisa langsung menonton di youtube, insyaallah sangat bermanfaat. 

     Dari beberapa tema video yang beliau punya, ada satu tema yang membuatku takut untuk membukanya. Bab bagian sholat. Ada banyak ancaman yang mengerikan bagi mereka yang meninggalkan sholat, dan Aku adalah salah satu pelakunya. Aku masih jarang untuk melaksanakan ibadah wajib muslim ini. Aku hanya melakukan sholat ketika sedang tertimpa kesedihan/memang tidak ada pekerjaan lain. Terkadang aku baru sholat ketika ada yang mengajaknya sholat. Itulah mengapa ketika ada hal yang membahas tentang kewajiban sholat dan sebagainya, aku merasa enggan untuk mendengarkan karena rasa takut itu, dan kalau bisa ku hindari, akan kuhindari. Sungguh, perbuatan yang sangat tercela sekali. Suatu saat, Aku pun memaksakan diri untuk menonton video tersebut. 

     Dari penjelasan yang dijabarkan beliau lewat video tersebut, aku menjadi penasaran dan ingin mencoba bagaimana sholat yang benar. Bagi lelaki, di wajibkan untuk sholat di masjid 5 waktu. Bagiku, itu adalah hal yang sangat berat, sebab biasanya aku melakukan shalat di rumah/kamar kos saja (Mungkin bagi engkau yang masih malas dalam sholat, engkau akan lebih mengerti yang ku rasakan). Di hari yang lain, secara tidak sengaja aku menemukan quote yang sangat sesuai dengan tujuan Aku saaat itu. “bila ingin memperbaiki sikap, perbaikilah terlebih dahulu sholatmu”.  Isi dari quote itu terbaca indah sekali, seakan sebagai petunjuk untuk memperbaiki semua ini. Hari esoknya Aku pun mencoba mengerjakan salah satu perintah wajib ini. Setelah datang, Aku bertemu dengan salah satu teman se-fakultas. Aku bercerita bahwa Aku masih jarang pergi ke masjid. Ia memberi nasihat bahwa sebaiknya aku datang ke masjid 5 waktu. Aku mengiyakan nasehat tersebut. Jadi Aku setiap hari pergi ke masjid 5 waktu sehari (waktu subuh adalah yang paling berat, sebab Aku biasanya tidur larut, jadi Aku mencoba untuk tidur lebih awal agar dapat sholat berjemaah tersebut). Aku pernah mndengar suatu hadist yang mengatakan bahwa waktu terdekat antara hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Jadi, ketika sujud, Aku memohon untuk disembuhkan dan diberi petunjuk untuk menghilangkan anxiety ini. 

     Berulang kali aku meminta hal ini. Dan setelah meminta berulang kali itu, percaya atau tidak ada suatu perasaan yang sangat tenang sekali, seakan semua beban pikiran hilang akibat anxiety tersebut. Terkadang sempat terbesit ingatan pemicu dari anxiety tadi. Namun Alhamdulillah, berkat kuasa-NYA Aku dapat mengendalikan anxiety itu, bahkan dapat ditepis. Sungguh, hal itu adalah keajaiban tersendiri bagi Aku. Seperti ada suatu kekuatan yang sulit untuk dijelaskan dengan akal membantuku meredam anxiey ini. Semakin lama, anxiety tersebut semakin menghilang. Dan hari ini, Alhamdulillah anxiety tersebut telah tiada. Kini Aku menyibukkan diri dengan mempelajari lebih lanjut bagaimana agama islam itu. Sebab dari video yang ku dengar tadi, ada satu nasehat menarik yang masih melekat di hati. “Takwa takkan ada tanpa iman, dan iman tidak akan ada tanpa ilmu”, mungkin ilmu ku masih kurang, jadiaku berusaha untuk memperbanyak ilmuku saat ini.

     Selain itu, seringnya pergi ke masijd juga membawa banyak manfaat bagiku. Aku mendapat beberapa kenalan baru, dan mereka sering mengingatkanku untuk selalu meramaikan masjid. (insyaallah akan Aku ceritakan di lain waktu bagaimana masjid itu dari sudut pandangku, seorang yang dulu masih asing dengan masjid).Mungkin bila peristiwa dan kejadian ini tidak terjadi, aku tidak akan pergi ke masjid. Mungkin Aku tidak akan mendengarkan ceramah, dan kemungkinan buruk lainnya. Tuhan punya cara bagaimana ia mengingatkan mahluk-NYA. Pada akhirnya, Aku tidak menyesal telah merasakan anxiety ini. Mungkin anxiety ini adalah bentuk kasih saying-NYA agar hamba-NYA kembali lagi mengingatnya. 

     Apapun yang terjadi, apapun yang engkau alami, apapun yang telah engkau lAkukan, ketahuilah sesungguhnya itu adalah sesuai dengan kehendak-NYA. Terimakasih Tuhan telah engkau sempatkan berikan penyakit ini, terimakasih Fulan dan Fulana yang telah berusaha membantu Aku. Aku sangant menyesal dan memohon maaf bila Aku telah melukai perasaan kalian dan telah membuat kalian bingung, sedih, marah, dan kesal. Sungguh, mungkin bila kita bertemu lagi, insyaallah kalian akan melihat hal yang baru, layaknya Aku melihat hal yang baru juga. Mungkin kalian masih enggan dan tidak nyaman untuk berbicara denganku. Mungkin selama grup chat sepi, aku yang dulu pasti akan berpikir kalau kalian sedang bersenang-senang dengan saling berbagi dunia yang kalian punya di private message kalian. Mungkin diriku yang lama akan merasa sedih dan merasa tertinggal dengan hal itu. Namun hari ini Aku dapat mengatakan tak apa, toh Aku juga telah menemukan hal baru yang lebih menyenangkan dari pada mengkhawatirkan hal yang tidak berguna tadi.Tak apa bila pada akhirnya kalian menjauh, tapi dalam lubuk hati terdalam Aku ingin terus bersama. Aku akan menyerahkan km\embali kepada Fulan dan Fulana akhir dari cerita ini. 

     Untuk sahabatku Fulan, terimakasih telah menjadi teman dekat Aku. Terimakasih engkau dulu sering berkunjung ke kos. Aku sangat menghargai itu. Aku tidak tahu apakah engkau masih menganggapku teman paling dekatmu, atau mungkin memang Aku telah tergantikan. Terimakasih, engkau telah mengajarkanku hal penting dalam hidup ini. Mungkin Aku sering menuntutmu untuk bersikap lebih adil dan peka terhadap Aku kemarin. Aku juga  menuntut untuk bersikap seperti dahulu lagi, seperti saat awal kita berteman dahulu. Ingatkah dirimu dahulu engkau sering ke ko? Ingatkan engkau dahulu kita saling berbagi hal konyol bersama? Ingatkan dahulu engkau sering mengajak Aku untuk menginap di tempat tinggalmu? Ingatkah dahulu engkau sering meminta saran atau pendapat bagaimana karya yang engkau buat? Ingatkah dahulu kita saling melAkukan art trade bersama? Ah…. mungkin Aku terjebak dengan indahnya sebuah masa lalu, dan tidak ingin menerima kenyataan saat ini. Terkadang dalam lamunan Aku, kita dapat megnulang masa itu lagi, ah sangat indah sekali. Aku tidak tahu secara pasti bagaimana engkau menganggapku saat ini, namun Aku tidak akan melupakan masa lalu itu. Aku tetap akan membawa kenangan itu, sebagai kenangan sekaligus pelajaran hidup. Mohon maaf telah membuatmu marah dan kesal atas perbuatanku sebelumnya. Terimakasih, engkau telah menjadi teman paling dekat pertama dihidupku yang belum pernah ku punya selama ini.

     Untuk sahabatku Fulana, terimakasih telah menjadi teman dekat Aku. Aku tidak tahu secara pasti bagaimana posisi Aku di hidupmu. Namun Aku tahu bahwa engkau salah satu teman dekat Aku, setidaknya itu yang Aku rasakan hingga hari ini. Terimakasih telah berusaha menolongku dengan memberi rujukan dan literatur yang berguna. Hari ini Aku masih membaca beberapa literatur itu, sembari menyeimbangkannya dengan ilmu agama yang masih Aku pelajari. Sungguh, entah mengapa literatur yang engkau berikan dan ilmu agama yang telah kupelajari saling berhubungan. Aku tidak tahu bagaimana engkau berusaha secara diam-diam mempelajari banyak hal untuk membantuku menghilangkan anxiety ini,  dan mengatakan kau dan Fulan menjauh. Sungguh demi Allah, anxietyku sedang kambuh saat itu. Aku tidak tahu bagaimana cara untuk meredam anxiety itu, Aku butuh orang untuk diajak bicara. Karena saat itu tidak ada orang, Aku mencari tempat sepi untuk membuang anxiety tersebut. Mungkin perkataan itu sangat menyinggung perasaanmu, Aku sangat menyesal dan memohon minta maaf. Ketika anxiety kambuh, Aku tidak dapat berpikir secara rasional. Kalau engkau masih kesal atau tidak percaya dengan perkataan Aku, tak apa, setidaknya Aku telah berkata jujur. Dan sungguh orang tua Aku tidak pernah mengajarkan untuk berbohong, dan berbohong adalah salah satu dosa besar, dan Aku tidak ingin terkena azab-NYA. Terimakasih telah menjadi teman yang baik. Mungkin karena masih kurangnya ilmu Aku bila dibanding dengan ilmu yang engkau punya, Aku tidak dapat menangkap dengan baik literatur yang engkau berikan. Tapi sungguh, Aku sangat menyukai hal baru. Ketika menemukan hal baru, Aku butuh waktu untuk mempelajari hal baru tersebut.  Terimakasih, engkau telah memberi Aku banyak hal baru, dan Aku berharap Aku dapat membalas kebaikanmu suatu hari nanti secara nyata.

     Saat ini, rasanya Aku telah berhasil mengalahkan rare hidden boss di suatu story+ dari suatu game, mendapat gacha extra rare, dan sebagainya.  Kebiasaanku masih tetap sama, ketika Aku merasa senang, maka Aku pun akan menyebarkan rasa senang itu. Terkadang aku membagikan video beliau agar mereka dapat merasakan hal yang sama denganku. Sungguh, akhir cerita ini sangatlah menyenangkan. Semoga Tuhan mengistiqamahkan hambanya dalam mencari hidayah-NYA.

Source : (https://i.warosu.org/data/jp/img/0113/95/1378632673725.jpg)

No comments:

Post a Comment