Bab I : Aku Tidak Punya Banyak Teman



http://static.tvtropes.org/pmwiki/pub/images/lonely_doll_girl3.png
http://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/LonelyDollGirl


                Selama beberapa bulan terakhir, Aku sempat menderita sebuah anxiety. Mungkin beberapa orang masih asing mendengar istilah tersebut. Dilansir dari hellosehat.com, Anxiety adalah gangguan kecemasan adalah kecemasan yang intens dan berlebihan yang dialami seseorang, dengan frekuensi yang cukup sering, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Bagi engkau yang belum pernah merasakan anxiety, bersyukurlah. Sungguh, Anxiety sangatlah tidak menyenangkan. Engkau akan tAkut, engkau akan cemas, engkau akan khawatir terhadap suatu hal. Pikiranmu akan dipenuhi oleh hal-hal tadi, Sebenarnya, ada beberapa penyebab seseorang dapat menderita anxiety. Semoga engkau yang sedang dilanda anxiety mendapat sudut pandang lain untuk menyembuhkan penyakitmu. Dalam kasus Aku, anxiety yang Aku derita adalah anxiety yang berhubungan dengan sosial dan pertemanan.

                Baiklah, Aku akan bercerita bagaimana kisah masa lalu pertemanan yang telah di lalui. Selama di bangku sekolah dasar, Aku adalah orang yang sangat pemalu dan pendiam. Aku memilki kesulitan berbicara dengan orang lain. Karena sangat malu, aku sulit untuk menyampaikan hal, dan lebih memilih untuk diam. Mungkin karena terlalu pendiam, banyak temanku yang melakukan bully. Tidak hanya teman sebaya, ada beberapa kakak tingkat (berbeda kurang lebih 4 tahun lebih tua dari Aku) yang juga melakukan bullying. Tidak hanya secara verbal, terkadang juga secara fisik bila melawan. Aku bukanlah orang yang belajar ilmu bela diri atau sebagainya, sedangkan mereka berkelompok. pastilah Aku kalah. Aku tahu mereka, mereka adalah tetanggaku sendiri. Karena tidak ingin berurusan dengan mereka, Aku langsung pulang ke rumah, bermain PS1 yang dimilikinya sepanjang hari, tanpa keluar dari rumah. Itu satu-satunya hal yang bisa menghiburku.

                Memasuki masa sekolah menengah pertama, Aku mencoba untuk memperbaiki sisi akademis. Selama masa SD dahulu, Aku termasuk siswa yang dapat dikatakan kurang pandai. Mungkin dengan nilai akademis yang baik, akan datang orang yang akan meminta tolong mengenai masalah akademisnya. Aku mengikuti les yang diadakan oleh salah satu guru. Alhamdulillah, setelah mengikuti les tersebut, nilai akademisku menjadi lebih baik. Benar saja, ada beberapa teman kelas yang mendekat, mereka menanyakan permasalahan akademis tadi. Rasanya senang sekali bisa membantu orang lain kala itu. Namun, ada hal yang menggangu pikiranku. Entah mengapa, mereka hanya datang ketika butuh bantuan, dan pergi ketika sudah tidak ada urusan denganku. Mereka akan kembali dengan kelompok teman mereka. Aku masih memiliki permasalahan dalam hal berkomunikasi, sehingga Aku terkadang sulit untuk memulai suatu percakapan, dan sering memilih untuk diam. Oleh karena itu, selama masa SD-SMA, setiap jam istirahat, kebanyakan siswa akan pergi ke kantin atau pergi bermain dengan teman lainnya. Namun Aku biasanya duduk dikelas tanpa beranjak dari bangku awal duduk, menggambar hal tidak jelas ataupun sekedar menjawab pertanyaan di buku, dan seringnya duduk termenung dengan menempelkan dahi ke sisi bangku, memejamkan mata sambil berimajinasi dengan dunianya sendiri.

                Beranjak ke masa SMA, Aku perlahan mencoba untuk memperbaiki diri, terutama dari segi komunikasi. Alhamdulillah, Aku berhasil mendapatkan beberapa teman. Namun Aku masih memiliki kekurangan dalam hal bersosialisasi. Aku masih kAku dalam bergaul dengan teman lainnya. Kejadian pada masa SD tadi sangatlah membekas diingatan, sehingga terkadang tanpa disadari Aku enggan untuk berkumpul dengan teman lainnya, entahlah ini disebut trauma atau tidak. Dari tiga masa tadi, Aku belum menemukan hal yang disebut sebagai teman dekat. Selama masa itu pula, ada suatu kekosongan hati yang terkadang melanda. Tapi Aku hiraukan. Di masa SMA ini Aku mulai mengenal dunia anime dan sebagainya. Ya, banyak hal yang menyenangkan disana. Itu juga membantuku menghilangkan rasa kesepian.

No comments:

Post a Comment